19.01.15
Pengalaman
yang mungkin nggak akan pernah lupa, dan nggak mau ngulang lagi. Aku memilih
naik motor daripada bison. Memang tidak nyaman dan lelah, tapi pengalaman ini
seru sekali. Dibonceng teman menuju desa terpencil di Bojonegoro, malam hari,
melewati hutan dalam keadaan hujan. Saat petir menyambar, pepohonan yang sudah
tak berdaun nampak jelas sekali. Lalu kembali gelap. Moment itu mengingatkanku
pada salah satu adegan dalam film Harry Potter saat Harry dan sahabat-sahabatnya
berlari di hutan untuk menghindari para musuh. Terlalu imajinatif, memang. Tapi
ini benar-benar terjadi. Terima kasih, Allah. Aku dan teman-teman selamat
sampai tujuan :’)
20.01.15
Allah,
maaf, aku sedikit sebal dengan beberapa orang yang suka cerita dengan
sembunyi-sembunyi. Tanpa mereka sadari, aku mendengar semua. Aku memang bisa
sebal dengan sesuatu yang tidak sejalan dengan targetku, hanya saja aku sering
mampu menghandle hal tersebut, bisa jadi aku hanya kesal dalam sehari, dan aku
bisa dengan cepat melupakan hal tersebut. Aku memang sebal dengan seseorang,
dan aku bisa membicarakannya dengan orang tersebut, atau bahkan aku
melupakannya. Tapi, ketika ada orang lain yang membicarakan hal tersebut dan
berpikir negative tentangku, aku bisa sangat kesal sekali. Hm, mungkin ini
maksud Allah agar aku bisa belajar sabar dan belajar mengatur emosi.
Jujur,
bukannya aku kesal sama seseorang yang membicarakanku, aku hanya kurang suka
dengan kebiasaannya. Barangkali aku memang harus bisa lebih mampu untuk
mengatur cara bicaraku, barangkali aku harus lebih diam dan tak perlu bicara
jika aku bisa memendamnya. Allah, maaf yaa. Aku hanya merasa bersalah jika aku
tidak membantu sahabatku yang sedang sakit, aku sudah diamanahi orang
terdekatnya untuk menjaganya selama tugas kampus di tempat ini. Maaf ya, Allah.
Maaf jika aku masih sering lalai dalam menjaga sikap.
Terima
kasih buat Fajar, teman sekelasku, darinya aku belajar tentang “diam”. Biar
orang lain mengatai kita bodoh, atau semacamnya. Biar orang lain mengatakan kita
jahat, nakal, atau sejenisnya. Karena yang terpenting adalah kita tahu siapa
dan bagaimana kita sebenarnya. Sudah baik atau masih buruk diri kita, iya,
hanya diri sendiri yang tahu.
Allah,
terima kasih atas kesempatan belajar hal ini. Aku semakin belajar banyak
tentang bersikap. Semoga aku bisa benar-benar memperbaiki diri, menjaga diri,
dan semakin paham apa itu arti batasan.
0 Comments
_Thank you for reading. What do you think about the article above?