![]() |
Image Source: Google |
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Tulisan ini aku dedikasikan untuk semua sahabat muslimah, baik yang mengenalku atau belum (karena sebenarnya memang nggak perlu dikenal, hehe). Tapi kalau ada laki-laki yang baca menurutku bagus juga, biar makin paham dan nggak sembarangan melakukan ta'aruf. Oh iya, apakah judulnya bikin baper? Nggak kan? Kecuali kalau kita memang gampang terbawa perasaan jadinya kepikiran. Uhuk!
Beberapa bulan lalu, seorang teman yang sudah lama nggak berkontak (lama banget dah pokoknya) tiba-tiba mengirim pesan di pagi hari. Saat itu belum ku baca pesannya, perasaanku tiba-tiba campur aduk tak karuan, kenapa ya ini? Kok tumben dia mengirim pesan? Sepagi ini? Ku pikir dia akan mengirim suatu pesan yang sangat serius, tebakanku benar, pesannya serius, namun tebakanku juga keliru, yang dimaksud dalam pesan ini bukan dirinya sendiri melainkan orang lain. Iya, ini berhubungan dengan ta'aruf. Lama nggak kontak lalu tiba-tiba nyodorin nama orang untuk ta'aruf itu rasanya..
Yakin Serius Ta'aruf?
Terbelenggu Masa Lalu
Yaelah, ada yang belum move on dari masa lalu? Kalau begitu jangan coba-coba ta'aruf ya! Khawatirnya salah niat. Karena menikah itu bukan permainan, menikah berarti menyempurnakan separuh agama. Bukankah sebaiknya niat kita menikah adalah karena Allah? Dan tentunya bukan karena menuruti hawa nafsu. Jadi jangan sampai saat kita memutuskan akan menikah dengan seseorang tapi kenyataannya kita masih terbelenggu masa lalu, nanti bisa menyakiti perasaan orang lain.
Fisik yang Tak Menarik
Menikah memang bukan untuk satu dua tahun, tapi menikah untuk seumur hidup. Itulah kenapa penting sekali menikah dengan orang yang tidak hanya bersedia menerima kelebihan kita namun juga kekurangan kita. Bukankah tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini? Nabi saja memiliki kekurangan, apalagi kita? Mengenai fisik pasangan, boleh-boleh saja bagi laki-laki memilih perempuan yang cantik memesona, pun boleh bagi perempuan memilih lelaki yang tampan rupawan. Namun kita juga harus sadar terhadap diri sendiri, apakah kita memang pantas mendapatkan yang demikian? Apakah orang yang kita sukai mau dengan kita?
"Musaddad mengabarkan kepada kami, dia berkata: Yahya mengabarkan kepada kami dari ‘Ubaidillah, ia berkata: Sa’id bin Abi Sa’id mengabarkan kepadaku dari bapaknya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Wanita itu dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, kemuliaan nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka nikahilah wanita yang baik agamanya, niscaya kamu beruntung."" (HR. Bukhari)
Jangan Mencintainya Sebelum..
Selama masa ta'aruf, kita harus pandai mengolah emosi dan hati kita agar tidak mengikuti hawa nafsu. Jangan sampai kita jatuh cinta sebelum seseorang itu benar-benar menikah dengan kita. Karena dalam masa ta'aruf, bisa saja di tengah proses terjadi pembatalan dari salah satu pihak. Memang perasaan suka itu anugerah, tapi harus pada tempatnya. Sehingga penting menjaga hati agar tetap pada koridor agama. Ehem! *sok bijak, hehe.
Berharap Hanya Kepada Allah
Sebelum ijab qobul terucap, jangan berekspektasi tinggi terlebih dahulu, apalagi baru satu hari disodorin proposal ta'aruf. Berharaplah hanya kepada Allah, rajin sholat istiqarah agar hati kita mantap memilih mana yang sebaiknya kita lakukan. Dan jangan lupa minta restu kedua orang tua, agar proses ta'aruf lancar dan berlanjut hingga pernikahan. Waaa~ *mupeng, eh!
Alhamdulillah, itulah lima poin dari banyaaaak sekali poin yang harus kita perhatikan agar hati kita mantap untuk ta'aruf dan menikah. Semoga bermanfaat ya. Bagi yang single, semoga Allah beri kita jodoh yang baik agamanya tepat pada waktunya, Insya Allah, aamiin. (Untuk saat ini do'a ini juga berlaku bagi penulis, haha).
Wassalam
3 Comments
Saran saya yang sudah menikah adalah jangan pernah main-main dengan perasaan. Yakinkan saja dulu apakah benar-benar siap untuk menikah. Taaruf juga gak bisa sembarangan lho...
ReplyDeleteMbak saya keberatan ketika mbak mengatakan "Nabi Aja punya kekurangan" seakan akan nabi itu manusia biasa, ingat mbak, nabi itu maksum, terbebas dari dosa, hatinya telah dicuci oleh malaikat jibril
ReplyDeleteRasulullah adalah teladan terbaik, namun Rasulullah juga manusia biasa yang pernah lalai. Silakan buka surah 'Abasa.. Saat Rasul lalai, Allah menegur beliau. Nah.. setingkat Rasul saja pernah lalai, apalagi umatnya. Poin saya di sini.. jangan diperluas :)
Delete_Thank you for reading. What do you think about the article above?